Kamis, 13 Mei 2010

Hujan Meteor Lyrids



Hujan meteor itu bisa disaksikan dengan jelas oleh penduduk bumi di belahan utara. Di Indonesia yang berada di khatulistiwa, kata astronom dari Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar, kemungkinan agak sulit dilihat. “Posisinya dekat horison, mungkin agak terhalang pepohonan,” katanya.
Namun, hujan meteor ini juga sulit dilihat dari Jakarta, pasalnya walau jakarta cerah, langit Jakarta terlalu silau karena banyak sorot lampu. Selain itu, tingkat polusi udara di Jakarta sudah sangat tinggi. Sebelum dan sesudah masa puncaknya, jumlah meteor yang jatuh diperkirakan hanya sebuah tiap jam.
Menurut peneliti utama astronomi dan astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, masa puncak hujan meteor terjadi pada 21-22 April. Saat itu, diperkirakan ada 10-20 meteor yang muncul setiap jam.
Bagi para astronom, hujan meteor dari komet yang muncul tiap 415 tahun dekat bumi ini dianggap biasa. Hujan meteor itu berasal dari lapisan es komet yang mencair ketika orbitnya dekat dengan matahari. Partikel debu, es, dan batu yang terlepas itu terbakar di atmosfir sebelum jatuh ke bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar